BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Remaja adalah masa peralihan dari
kanak-kanak ke dewasa. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai
kanak-kanak, namun ia masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia
sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering
dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan
yang dilakukannya sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak
menyenangkan bagi lingkungannya, orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para
remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua
memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang
menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan
remaja.
Remaja merupakan pemimpin masa depan
suatu bangsa. Di samping hal-hal yang menggembirakan dengan kegiatan
remaja-remaja akhir-akhir ini seperti semakin aktif mengikuti organisasi antar
pelajar dan peningkatan prestasi, kita melihat pula arus kemorosotan moral yang
semakin melanda di kalangan sebagian pemuda-pemuda kita, yang lebih terkenal
dengan sebutan kenakalan remaja. Dalam surat kabar-surat kabar sering kali kita
membaca berita tentang perkelahian pelajar, penyebaran narkotika, pemakaian obat
bius, minuman keras, penjambret yang dilakukan oleh anak-anak yang berusia
belasan tahun, meningkatnya kasus-kasus kehamilan di kalangan remaja putri dan
lain sebagainya.
Hal tersebut adalah suatu masalah yang
dihadapi masyarakat yang kini semakin marak, Oleh karena itu masalah kenakalan
remaja seyogyanya mendapatkan perhatian yang serius dan terfokus untuk
mengarahkan remaja ke arah yang lebih positif, yang titik beratnya untuk
terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi kenakalan di kalangan remaja.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan kenakalan remaja ?
2.
Apa
yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja ?
3.
Apa
dampak yang ditimbulkan dari kenakalan remaja ?
4.
Seperti
apa jenis-jenis dari kenakalan remaja ?
5.
Bagaimana
cara menanggulangi kenakalan remaja?
1.3. Tujuan
Penulisan
Pada dasarnya tugas ini dibuat sebagai
wujud dari pertanggung jawaban kami atas tugas yang diberikan oleh guru
pengampu sebagai syarat untuk memenuhi
aspek penilaian mata pelajaran Bahasa Indonasia. Selain itu
tugas ini juga ditujukan untuk :
1.
Memahami pengertian kenakalan remaja.
2.
Mengetahui penyebab kenakalan remaja
dan gejala-gejala yang dapat memperlihatkan hal- hal yang mengarah pada kenakalan remaja serta
untuk memahami hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menanggulangi kenakalan
remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
Masa
kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian menjadi orangtua, tidak lebih
hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinambungan dari
tahap-tahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap masa
pertumbuhan memiliki ciri-ciri tersendiri. Masing-masing mempunyai kelebihan
dan kekurangan. Demikian pula dengan masa remaja. Masa remaja sering dianggap
sebagai masa yang paling rawan dalam proses kehidupan ini. Masa remaja sering
menimbulkan kekuatiran bagi para orangtua. Masa remaja sering menjadi
pembahasan dalam banyak seminar. Padahal bagi si remaja sendiri, masa ini
adalah masa yang paling menyenangkan dalam hidupnya. Oleh karena itu, para
orangtua hendaknya berkenan menerima remaja sebagaimana adanya. Jangan terlalu
membesar-besarkan perbedaan. Orangtua para remaja hendaknya justru menjadi
pemberi teladan di depan, di tengah membangkitkan semangat, dan di belakang
mengawasi segala tindak tanduk si remaja.
Gbr. Akibat dari kenakalan remaja
Remaja
adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan
sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai
dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak,
namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang
mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan
melalui metoda coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang
dilakukan sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan
bagi lingkungan dan orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya
akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-sama
masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan
kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja.
2.1. Pengertian
Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja adalah semua perubahan
anak remaja (usia belasan tahun) yang berlawanan dengan ketertiban umum (nilai
dan norma yang diakui bersama) yang ditujukan pada orang, binatang, dan
barang-barang yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian pada pihak lain
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum
pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya
sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Definisi kenakalan remaja menurut para ahli :
1.
Paul Moedikdo
Semua perbuatan
yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan
kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri,
menganiaya dan sebagainya.
Semua perbuatan
penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam
masyarakat.
Semua perbuatan
yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.
2.
Kartono
Kenakalan remaja atau dalam bahasa inggris di kenal dengan istilah
juvenile delinquency merupakan gejala
patologis pada remaja di sebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial.
3.
Santrock
Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja
yang tidakdapat di terima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.
4.
Drs.B.Simanjutak,S.H.
Perbuatan-perbuatan
anak remaja yang bertentangan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat di
mana ia hidup,atau suatu perbuatan anti sosial di mana di dalamnya terkandung
unsure-unsur anti normatif
5.
Mussendkk
Perilaku yang melanggar hukum atau kejahatan yang biasanya
dilakukan oleh anak remaja yang berusia 16-18 tahun, jika perbuatan ini
dilakukan oleh orang dewasa maka akan mendapat sangsi hukum.
2.2. Jenis-Jenis
Kenakalan Remaja
Dalam perkembangannya, anak atau remaja mengalami berbagai
dorongan (wishes). Secara singkat dorongan-dorongan tersebut seperti diuraikan
berikut ini.
- The wish for new experience, yaitu dorongan untuk mencari keajaiban dan dorongan untuk mengetahui suatu hal yang sebenarnya.
- The wish for response, yaitu dorongan untuk mendapat jawaban atau balasan yang seksama, ingin mendapatkan perhatian, ingin mencari teman dalam pergaulan dan sebagainya.
- The wish for security, yaitu dorongan untuk mencari rasa aman. Adapun dasar dorongan ini ialah adanya rasa takut, ia ingin berbuat sesuatu untuk menghindari sesuatu yang ditakuti.
- The wish for recognition, yaitu dorongan untuk ikut ambil bagian, untuk ikut dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.
- The wish to aid and serve, yaitu dorongan untuk memberikan pertolongan kepada orang lain, ingin berjasa terhadap sesama warga masyarakat.
Apabila dorongan-dorongan tersebut tidak terpenuhi, dan
karenanya menimbulkan perasaan tertekan, perasaan itu dapat mengakibatkan
timbulnya tindakan-tindakan kenakalan atau perbuatan-perbuatan lainnya yang
tidak diterima masyarakat. Jika dirumuskan secara sederhana, kenakalan adalah
kelainan dalam tingkah laku serta perbuatan ataupun tindakan-tindakan yang
bersifat asosial, dalam hal terdapat pelanggaran-pelanggaran terhadap
norma-norma sosial-agama yang berlaku dalam masyarakat dan tindakan-tindakan
pelanggaran hukum.
Bentuk kenakalan dalam perumusan tersebut dapat digolongkan menjadi
dua macam, yaitu:
- Kenakalan yang tergolong pelanggaran atau kejahatan yang telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) atau undang-undang lainnya.
- Kenakalan yang tergolong pelanggaran norma sosial dan norma-norma lainnya, tetapi yang belum/ tidak diatur dalam KUHP atau undang-undang lainnya, atau tingkah laku/ perbuatan anak-anak yang cukup menyulitkan atau cukup tidak dimengerti orangtua maupun masyarakat pada umumnya.
Semua permasalahan itu contohnya :
1. Narkoba
2. Penyakit HIV/AIDS
3. Hamil di luar nikah
4. Mencuri
5. Clubing
6. Perkataan Buruk dan Jorok
7. Tawuran dan Perkelahian
8. Merokok
9. Membolos Sekolah
10. Peniruan Budaya Barat, dsb.
Gbr.
Salah satu jenis kenakalan remaja.
2.3 Penyebab Kenakalan Remaja
Ulah para
remaja yang masih dalam tarap pencarian jati diri sering sekali mengusik
ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang mengganggu ketentraman
lingkungan sekitar seperti sering keluar malam dan menghabiskan waktunya hanya
untuk hura-hura seperti minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang,
berkelahi, berjudi, dan lain-lainnya itu akan merugikan dirinya sendiri,
keluarga, dan orang lain yang ada disekitarnya.
Cukup banyak
faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja. Berbagai faktor yang
ada tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal.
Berikut ini penjelasannya secara ringkas :
A.
Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja
Faktor yang
menyebabkan terjadinya kenakalan remaja secara umum dapat dikelompokan ke dalam
dua faktor, yaitu sebagai berikut:
1.
Faktor Intern
a.
Faktor
Kepribadian
Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis pada system psikosomatis dalam individu yang turut
menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya
(biasanya disebut karakter psikisnya). Masa remaja dikatakan sebagai
suatu masa yang berbahaya. Pada periode ini, seseorang meninggalkan masa anak-anak
untuk menuju masa dewasa. Masa ini di rasakan sebagai suatu Krisis identitas
karena belum adanya pegangan, sementara kepribadian mental untuk menghindari
timbulnya kenakalan remaja atau perilaku menyimpang.
b.
Faktor Kondisi
Fisik
Faktor ini dapat mencakup segi cacat atau tidaknya secara fisik dan segi
jenis kelamin. Ada suatu teori yang menjelaskan adanya kaitan antara
cacat tubuh dengan tindakan menyimpang (meskipun teori ini belum teruji secara
baik dalam kenyataan hidup). Menurut teori ini, seseorang yang sedang
mengalami cacat fisik cenderung mempunyai rasa kecewa terhadap kondisi
hidupnya. Kekecewaan tersebut apabila tidak disertai dengan pemberian bimbingan
akan menyebabkan si penderita cenderung berbuat melanggar tatanan hidup bersama
sebagai perwujudan kekecewaan akan kondisi tubuhnya.
c. Faktor Status dan Peranannya di Masyarakat
Seseorang anak yang pernah
berbuat menyimpang terhadap hukum yang berlaku, setelah selesai menjalankan
proses sanksi hukum (keluar dari penjara), sering kali pada saat kembali ke
masyarakat status atau sebutan “eks narapidana” yang diberikan oleh masyarakat
sulit terhapuskan sehingga anak tersebut kembali melakukan tindakan
penyimpangan hukum karena meresa tertolak dan terasingkan.
2.
Faktor Ekstern
a.
Kondisi
Lingkungan Keluarga
Khususnya di kota-kota besar di Indonesia, generasi muda yang orang tuanya
disibukan dengan kegiatan bisnis sering mengalami kekosongan batin karena
bimbingan dan kasih sayang langsung dari orang tuanya sangat kurang. Kondisi
orang tua yang lebih mementingkan karier daripada perhatian kepada anaknya akan
menyebabkan munculnya perilaku menyimpang terhadap anaknya. Kasus kenakalan
remaja yang muncul pada keluarga kaya bukan karena kurangnya kebutuhan materi
melainkan karena kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua kepada anaknya.
b.
Kontak Sosial
dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik atau Kurang Efektif
Apabila system pengawasan lembaga-lembaga sosial masyarakat terhadap pola
perilaku anak muda sekarang kurang berjalan dengan baik, akan memunculkan
tindakan penyimpangan terhadap nilai dan norma yang berlaku. Misalnya, mudah
menoleransi tindakan anak muda yang menyimpang dari hukum atau norma yang
berlaku, seperti mabuk-mabukan yang dianggap hal yang wajar, tindakan
perkelahian antara anak muda dianggap hal yang biasa saja. Sikap kurang tegas
dalam menangani tindakan penyimpangan perilaku ini akan semankin meningkatkan
kuantitas dan kualitas tindak penyimpangan di kalangan anak muda.
c. Kondisi Geografis atau Kondisi Fisik Alam
Kondisi alam yang gersang,
kering, dan tandus, dapat juga menyebabkan terjadinya tindakan yang menyimpang
dari aturan norma yang berlaku, lebih-lebih apabila individunya bermental
negative. Misalnya, melakukan tindakan pencurian dan mengganggu ketertiban umum,
atau konflik yang bermotif memperebutkan kepentingan
ekonomi.
d. Faktor Kesenjangan Ekonomi dan Disintegrasi Politik
Kesenjangan ekonomi antara orang
kaya dan orang miskin akan mudah memunculkan kecemburuan sosial dan bentuk
kecemburuan sosial ini bisa mewujudkan tindakan perusakan, pencurian, dan
perampokan. Disintegrasi politik (antara lain terjadinya konflik antar partai
politik atau terjadinya peperangan antar kelompok dan perang saudara) dapat
mempengaruhi jiwa remaja yang kemudian bisa menimbulkan tindakan-tindakan
menyimpang.
e. Faktor Perubahan Sosial Budaya yang Begitu Cepat (Revolusi)
Perkembangan teknologi di
berbagai bidang khususnya dalam teknologi komunikasi dan hiburan yang
mempercepat arus budaya asing yang masuk akan banyak mempengaruhi pola tingkah
laku anak menjadi kurang baik, lebih-lebih anak tersebut belum siap mental dan
akhlaknya, atau wawasan agamanya masih rendah sehingga mudah berbuat hal-hal
yang menyimpang dari tatanan nilai-nilai dan norma yang berlaku
2.4 Gejala Atau Tanda-Tanda Seorang Remaja Mengalami
Kenakalan Remaja
1. Anak-anak tidak disukai oleh teman-temannya sehingga anak tersebut
menyendiri.
2. Anak-anak yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab di rumah
atau sekolah.
3. Anak-anak yang sering mengeluh dalam arti bahwa mereka mengalami masalah
yang oleh dia sendiri tidak sanggup mencari permasalahannya.
4. Anak-anak yang suka berbohong.
5. Anak-anak yang tidak sanggup memusatkan perhatian.
6. Anak-anak yang mengalami phobia dan gelisah dalam melewati batas yang berbeda
dengan ketakutan anak-anak normal.
7. Anak-anak yang suka menyakiti / mengganggu teman-temannya disekolah atau
dirumah.
2.5 Perilaku-Perilaku Yang Merupakan
Kenakalan Remaja
Berdasarkan pengertian kenakalan remaja diatas kami
mengadakan pengamatan tentang beberapa perilaku remaja yang termasuk kenalan
remaja di lingkungan sekitar, berikut beberapa contoh kenakalan remaja yang ada
di lingkungan sekitar kami :
a. Perbuatan awal pencurian meliputi perbuatan berkata bohong dan tidak jujur;
b.
Perkelahian
antar siswa termasuk juga tawuran antar pelajar;
c.
Mengganggu
teman;
d.
Memusuhi orang
tua dan saudara, meliputi perbuatan berkata kasar dan tidak hormat pada orang
tua dan saudara;
e.
Merokok;
f.
Menonton video
atau media cetak yang tidak layak
g.
Corat-coret
tembok sekolah
h.
Membolos dan
i.
Mengendarai
kendaraan di bawah umur tanpa helm
j.
Selalu
melanggar tata tertib
Jadi, dapat disimpulkan tindakan
kenakalan remaja sangat merugikan bagi remaja dan masyarakat itu sendiri.
2.6 Upaya
Mengatasi Kenakalan Remaja
Masa remaja sebagai periode merupakan suatu periode yang
sarat dengan perubahan dan rentan munculnya masalah (kenakalan
remaja). Untuk itu perlu adanya perhatian khusus serta pemahaman
yang baik serta penanganan yang tepat terhadap remaja merupakan faktor penting
bagi keberhasilan remaja di kehidupan selanjutnya, mengingat masa ini
merupakan masa yang paling menentukan.
Selain itu perlu adanya kerjasama dari remaja itu sendiri,
orang tua, guru dan pihak-pihak lain yang terkait agar perkembangan remaja di
bidang pendidikan dan bidang-bidang lainnya dapat dilalui secara terarah, sehat
dan bahagia.
Berikut Solusi dalam rangka penanggulangan kenakalan remaja
:
1. Tindakan Preventif
Usaha pencegahan timbulnya kenakalan
remaja secara umum dapat dilakukan melalui cara berikut:
- Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja
- Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para remaja. Kesulitan-kesulitan mana saja yang biasanya menjadi sebab timbulnya pelampiasan dalam bentuk kenakalan.
Usaha pembinaan remaja dapat dilakukan melalui :
- Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.
- Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti dan etiket.
- Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi perkembangan pribadi yang wajar.
- Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat bermanfaat.
- Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan merangsang hubungan sosial yang baik.
- Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan mengemukakan pandangan dan pendapat para remaja dan memberikan pengarahan yang positif.
- Memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga maupun masyarakat di mana banyak terjadi kenakalan remaja.
Sebagaimana disebut di atas, bahwa keluarga juga mempunyai
andil dalam membentuk pribadi seorang remaja. Jadi untuk memulai perbaikan,
maka harus mulai dari diri sendiri dan keluarga. Mulailah perbaikan dari sikap
yang paling sederhana, seperti selalu berkata jujur meski dalam gurauan,
membaca doa setiap melakukan hal-hal kecil, memberikan bimbingan agama yang baik
kepada anak dan masih banyak hal lagi yang bisa dilakukan oleh keluarga. Memang
tidak mudah melakukan dan membentuk keluarga yang baik, tetapi semua itu bisa
dilakukan dengan pembinaan yang perlahan dan sabar.Dengan usaha pembinaan yang
terarah, para remaja akan mengembangkan diri dengan baik sehingga keseimbangan
diri yang serasi antara aspek rasio dan aspek emosi akan dicapai. Pikiran yang
sehat akan mengarahkan para remaja kepada perbuatan yang pantas, sopan dan
bertanggung jawab yang diperlukan dalam menyelesaikan kesulitan atau persoalan
masing-masing.
Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus dilakukan
oleh para pendidik terhadap kelainan tingkah laku para remaja. Pendidikan
mental di sekolah dilakukan oleh guru, guru pembimbing dan psikolog sekolah
bersama dengan para pendidik lainnya. Usaha pendidik harus diarahkan terhadap
remaja dengan mengamati, memberikan perhatian khusus dan mengawasi setiap
penyimpangan tingkah laku remaja di rumah dan di sekolah.
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki
pengaruh kuat terhadap perkembangan remaja. Ada banyak hal yang bisa dilakukan
pihak sekolah untuk memulai perbaikan remaja, di antaranya melakukan program
“monitoring” pembinaan remaja melalui kegiatan-kegiatan keagamaan, kegiatan
ekstrakurikuler yang ada di sekolah dan penyelenggaraan berbagai kegiatan
positif bagi remaja.
Bimbingan yang dilakukan terhadap remaja dilakukan
dengan dua pendekatan:
- Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara pribadi pada remaja itu sendiri. Melalui percakapan mengungkapkan kesulitan remaja dan membantu mengatasinya.
- Pendekatan melalui kelompok, di mana ia sudah merupakan anggota kumpulan atau kelompok kecil tersebut:
2. Tindakan Represif
Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral
dapat dilakukan dengan mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan
pelanggaran. Dengan adanya sanksi tegas pelaku kenakalan remaja tersebut,
diharapkan agar nantinya si pelaku tersebut “jera” dan tidak berbuat hal yang
menyimpang lagi. Oleh karena itu, tindak lanjut harus ditegakkan melalui pidana
atau hukuman secara langsung bagi yang melakukan kriminalitas tanpa pandang
bulu.
Sebagai contoh, remaja harus mentaati peraturan dan tata
cara yang berlaku dalam keluarga. Disamping itu perlu adanya semacam hukuman
yang dibuat oleh orangtua terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara
keluarga. Pelaksanaan tata tertib harus dilakukan dengan konsisten. Setiap
pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang sama. Sedangkan hak dan
kewajiban anggota keluarga mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan
umur.
Di lingkungan sekolah, kepala sekolahlah yang berwenang
dalam pelaksanan hukuman terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam
beberapa hal, guru juga berhak bertindak. Akan tetapi hukuman yang berat
seperti skorsing maupun pengeluaran dari sekolah merupakan wewenang kepala
sekolah. Guru dan staf pembimbing bertugas menyampaikan data mengenai
pelanggaran dan kemungkinan-kemungkinan pelanggaran maupun akibatnya. Pada
umumnya tindakan represif diberikan dalam bentuk memberikan peringatan secara
lisan maupun tertulis kepada pelajar dan orang tua, melakukan pengawasan khusus
oleh kepala sekolah dan tim guru atau pembimbing dan melarang bersekolah untuk
sementara waktu (skors) atau seterusnya tergantung dari jenis pelanggaran tata
tertib sekolah.
3. Tindakan Kuratif
dan Rehabilitasi
Tindakan ini dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya
dilaksanakan dan dianggap perlu mengubah tingkah laku pelanggar remaja itu
dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui pembinaan secara
khusus yang sering ditangani oleh suatu lembaga khusus maupun perorangan yang
ahli dalam bidang ini.
Solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan kenakalan remaja antara lain:
Solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan kenakalan remaja antara lain:
- Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
- Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
- Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif, seperti berolahraga, melukis, mengikuti event perlombaan, dan penyaluran hobi.
- Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
- Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Jika berbagai solusi dan pembinaan di atas dilakukan,
diharapkan kemungkinan terjadinya kenakalan remaja ini akan semakin berkurang
dan teratasi. Dari pembahasan mengenai penanggulangan masalah kenakalan remaja
ini perlu ditekankan bahwa segala usaha pengendalian kenakalan remaja harus
ditujukan ke arah tercapainya kepribadian remaja yang mantap, serasi dan
dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa yang berpribadi kuat, sehat
jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai anggota masyarakat,
bangsa dan tanah air
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma
hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya
sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja dapat
dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
berupa krisis identitas dan kontrol diri yang lemah. Sedangkan faktor eksternal
berupa kurangnya perhatian dari orang tua; minimnya pemahaman tentang
keagamaan; pengaruh dari lingkungan sekitar dan pengaruh budaya barat serta
pergaulan dengan teman sebaya; dan tempat pendidikan. Untuk menanggulanginya Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa
yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil
memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya merupakan hal-hal yang
bisa dilakukan juga mampu mengatasi kenakalan remaja. Adapun solusi dalam menghadapi kenakalan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
ü Tindakan preventif, yaitu tindakan untuk mengantisipasi terjadinya
kenakalan remaja.
ü Tindakan represif, yaitu memberikan sanksi tegas kepada pelaku kenakalan
remaja.
ü Tindakan kuratif dan rehabilitasi, yaitu mengubah tingkah laku pelanggar remaja itu dengan memberikan
pendidikan lagi.
3.2 Saran
a. Orangtua
Disarankan kepada orangtua untuk dapat menjaga hubungan yang hangatdalam
keluarga dengan cara saling menghargai, pengertian, dan penuh kasihsayang serta
tidak bertengkar di depan anak. Serta memberi
pengarahan tentang cara bergaul. Orang tua harus bisa menjadi teman, agar anak
dapat terbuka dan anak dapat menjadikan orang tua sebagai seorang sahabat
terpercaya.
b. Pihak Sekolah
Pihak sekolah disarankan dapat membantu siswa untuk mengenali
potensi-potensi yang dimiliki siswa. Sehingga dapat meningkatkan konsep diri
siswa, serta dapatmeminimalisir penggunaan kata-kata atau sikap yang dapat
menurunkan konsep diri siswa.
c. Pihak
Pemerintah
Perlu adanya
tindakan-tindakan dari pemerintah untuk mengawasi tindakan remaja di Indonesia
agar tidak terjerumus pada kenakalan remaja.
d. Masyarakat Umum
Bagi masyarakat umum hendaknya ikut berpartisipasi guna pencegahannya.
Apabila melihat hal-hal yang tidak wajar yang dilakukan oleh para remaja segera
laporkan ke penegak hukum setempat agar diberi penyuluhan dan pengarahan.
e. Para Remaja
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan
dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai tuntutan dan norma yang
berlaku di dalam masyarakat. Agar kita dapat menjadi remaja yang baik dan agar
kita bisa menciptakan Negara dan bangsa yang sukses.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi, 1996, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta
RhinekaCipta
Sembiring
Mberguh, 2000, Kriminologi dan Remaja, Medan, UNIMED
http://iwanttohappierever.blogspot.com/2014/06/contoh-makalah-tentang-kenakalan-remaja.html
(Acsess on 28 February 2015)
(Acsess on 28 February 2015)
http://dunia-remaja-sekarang.blogspot.com/2013/10/jenis-jenis-kenakalan-remaja.html
(Acsess on 28 February 2015)
No comments:
Post a Comment